Kolom Ingat Mati diasuh oleh Calon Jenazah Motorcycle Club (CJMC)
Pandemi Corona menelan banyak korban jiwa hampir di 200 negara. Tapi setiap ada peristiwa pasti ada pula hikmahnya. Ungkapan ini dirasa tepat untuk menggambarkan bagaimana gerilya Muslim dalam menyiarkan syiar-syiar Islam secara istiqomah di negeri kincir angin Belanda.
Negeri Kincir Angin dengan minoritas muslim ini, memperlihatkan solidaritas beragama di tengah terjadinya wabah Corona di antaranya;
1. Suara adzan berkumandang lewat pengeras suara. Untuk pertama kalinya di Masjid Biru Amsterdam dan beberapa mesjid lainnya suara adzan dikumandangkan. Seorang Juru bicara Noudeen Wildeman mengatakan “Ada sebanyak 7 persen Masjid di Belanda telah mengumandangkan adzan selama beberapa tahun, namun adzan dari masjid Biru adalah yang pertama kalinya di Amsterdam,” ujarnya.
2. Kutipan ayat al-Qur’an terpampang di halte bus Amsterdam Belanda. Poster itu mempersentasikan ungkapan terimakasih kepada petugas kesehatan atas perjuangan mereka melawan wabah covid-19.
Poster yang terpampang jelas di depan halte bus tersebut, mencantumkan sebuah ayat Qur’an Surat al-Maidah:
“Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan menusia semuanya” (Q.S al-Maidah [5]:32).
3. Stasiun TV Nasional Belanda Menayangkan siaran Langsung dari Masjid at-Taqwa Belanda. Pada stasiun TV tersebut diperdengarkan lantunan surat al-Baqarah dan surat ar-Rahman beserta artinya. Dilanjutkan dengan ceramah singkat dari seorang ulama, kini untuk pertama kalinya hal itu terjadi dan diperdengarkan dalam stasiun TV Nasional Belanda.
Selain Belanda, di bagian Eropa lainnya sebut saja negeri coklat Belgia, disana juga ada peristiwa yang menakjubkan sebagai hikmah di balik wabah Corona. Agama Islam di Belgia merupakan agama minoritas, meski begitu di Belgia saat menghadapi wabah Corona, pemerintah memperbolehkan masjid setempat untuk mengumandangkan adzan. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk meningkatkan moral sesama manusia.
Dalam peristiwa ini tentunya menjadi angin segar bagi kita sebagai umat muslim, seperti peristiwa yang pernah terjadi ribuan tahun lalu yaitu saat fathu makkah. Setelah nyata kemenangan berada di pihak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka umat manusia berbondong-bondong dari penjuru kota Mekah datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menyatakan keislamannya. Sebagaimana Allah tegaskan dalam al-Qur’an surat an-Nashr:
إِذَا جَاۤءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ [1] وَرَأَیۡتَ ٱلنَّاسَ یَدۡخُلُونَ فِی دِینِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجࣰا [2]
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan [1] dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah [2].
(Q.s. an-Nashr [110]:1-2)
Semoga hikmah dari peristiwa ini, dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Dengan bertasbih dan memuji keagungan-Nya, sesungguhnya ia Maha Menerima Taubat hamba-Nya.
Hudori, Vice President CJMC
