Pendam rindu terhadap keluarga, bersama bebaskan Indonesia dari Covid-19.
Ketix – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto melalui Surat Edaran Nomor SE/49/III/2020 dengan tegas melarang seluruh pegawai Kementerian Pertahanan dan keluarga untuk tidak melakukan mudik selama merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah pada tahun 2020 ini. Bahkan, Prabowo juga mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak bepergian keluar rumah jika tidak penting, menjaga jarak, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Semua itu untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
Prabowo melalui Juru Bicara Menteri Pertahanan Republik Indonesia Dahnil Anzar Simanjuntak menceritakan, kejadian serupa pernah terjadi dihidupnya. Waktu itu suasana Idul Fitri tahun 1976, Prabowo yang saat itu bersama pasukannya dalam perjuangan di Timor Timur, mengirim sepucuk surat kepada kakeknya, Margono Djojohadikusumo. “Eyang, pada Idul Fitri ini saya tidak ada di lingkungan keluarga. Maafkanlah segala kesalahan saya. Salam dari medan juang. Kami sudah lebih dari satu bulan berada di pegunungan. Tugas kami lumayan juga beratnya,” tulis surat itu.
Menurut Prabowo, berkumpul bersama keluarga, melepas kerinduan dengan suasana riang gembira, dan saling bermaafan setelah sekian lama berpisah merupakan suasana spiritual yang kuat setiap Idul Fitri bagi masyarakat muslim Indonesia. Orang rela melalui perjuangan berat agar bisa merasakannya. Menempuh perjalanan panjang, macet, berdesakan dalam transportasi umum, bahkan sampai menginap di stasiun dan terminal. Ancaman kecelakaan di jalan yang bahkan sampai memakan korban jiwa tidak mengendurkan semangat agar bisa bersama keluarga di hari yang Fitri tersebut.
Sekarang hampir setengah abad kemudian, Prabowo melarang jajarannya di Kementerian Pertahanan untuk pulang kampung alias mudik merayakan Idul Fitri pada tahun ini. Bila dahulu tidak bisa berkumpul bersama keluarga karena sedang berjuang mengangkat senjata demi bangsa dan negara, sekarang pun sama. “Tidak mudik merupakan bagian dari implementasi bela negara dalam konteks kekinian,” ujarnya.
Menurut Prabowo, bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan setiap warga negara. Baik secara perseorangan maupun kolektif untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara. Saat ini, Indonesia dan dunia sedang menghadapi ancamana nonmiliter, yaitu penyebaran virus Corona. “Untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut, tidak ada cara lain yang lebih praktis selain kita semua harus disiplin menerapkan jaga jarak fisik, menghindari kerumunan, dan tidak keluar rumah kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak,” tuturnya.
Hasrat mudik juga tidak terelakkan karena juga disebabkan wabah Covid-19 ini. Seluruh kegiatan ekonomi berdampak, banyak yang terpaksa terhenti atau mengalami PHK, sehingga penurunan pendapatan terjadi secara massif. “Karena itu, banyak saudara-saudara kita tidak memiliki pilihan lain selain mudik, namun pemerintah berusaha mencari formula melalui bantuan sosial untuk memastikan seluruh masyarakat yang paling berdampak secara ekonomi bisa dibantu,” ungkapnya.

Mengapa Mudik Harus Dilarang?
Menurut Prabowo setidaknya ada tiga pertimbangan utama kenapa sebaiknya masyarakat Indonesia tidak mudik ke kampung halaman saat ini:
Pertama, secara demografi penduduk kampung atau desa di Indonesia rata-rata warga lanjut usia (lansia). Mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan terpapar virus Corona, apalagi jika memiliki penyakit bawaan. Kasus orang yang terjangkit Covid-19 tanpa gejala menyebabkan mereka menjadi carrier yang menularkan dan menyebarkan virus tersebut kepada orang lain. Penyebaran akan semakin luas dan sangat berpotensi menimbulkan kematian, karena menjangkit banyak warga lansia di pedesaan.
Kedua, fasilitas kesehatan di pedesaan sangat terbatas. Demikian juga jumlah dokter sangat sedikit, apalagi dokter spesialis. Begitu juga dengan perlengkapan medis seperti alat pelindung diri (APD). Jadi bayangkan bila virus itu menyebar secara massif di pedesaan, akan banyak memakan korban jiwa.
Ketiga, desa atau kampung merupakan lumbung pangan. Bila wabah penyakit melanda daerah tertentu akan berdampak pada ketersediaan pangan, karena masyarakat tidak bisa bercocok tanam. Krisis kesehatan akan diikuti krisis pangan. Dan krisis pangan akan berdampak sistemik terhadap ketahanan dan pertahanan kita sebagai bangsa.
Karena itu, lanjut Prabowo, mengurungkan niat untuk mudik sudah merupakan keputusan yang heroik. Tidak saja demi keselamatan generasi, tapi juga untuk kebaikan bangsa dan negara. “Karena itu, tepat bila disebut tidak mudik adalah aksi nyata bela negara saat ini. Pendamlah rindu kepada keluarga di kampung demi keselamatan kita semua, demi kebaikan kita sebagai bangsa dan negara, dan demi keberlangsungan peradaban Indonesia. Daripada memaksakan melampiaskannya saat ini tapi untuk yang terakhir kali,” ujarnya.
Baca juga: Ajudan Ganteng Jokowi Lulus US Army Ranger School