Peraturan Sosial Bikin Bingung, dikhawatirkan dokter, paramedis, relawan, dan office boy rumah sakit “terluka”.
Ketix – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuai banyak kritik dari kalangan masyarakat. PSBB dinilai tidak diterapkan secara konsisten, banyak terjadi penyimpangan dan seolah dibiarkan saja. Selain itu, penerapannya dinilai beberapa pihak tebang pilih dan tidak dilakukan sama rata. Hingga akhirnya muncul tagar #IndonesiaTerserah yang muncul pada Jumat, 15 Mei 2020. Netizen mengungkapkan kekecewaan mereka tentang kebijakan pemerintah yang dinilai melonggarkan PSBB menjelang Lebaran. Memang tidak menjadi kesalahan pemerintah semata, perilaku sebagian masyarakat yang tak disiplin menjalankan PSBB juga menimbulkan kekecewaan. Apalagi bagi tenaga medis yang telah berjuang mempertaruhkan nyawa memerangi penyebaran virus Corona ini.

Seperti dikutip dari kompas.com, kritik kebijakan pelonggaran pembatasan muncul dalam sepekan terakhir ketika pemerintah memutuskan mengoperasikan kembali moda transportasi umum. Walaupun kebijakan ini berlaku dengan syarat dan kategori tertentu, kenyataannya terjadi penumpukan calon penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, muncul pula dugaan jual beli surat bebas Covid-19. Kalangan tenaga medis, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) khawatir pelonggaran ini berpeluang meningkatnya penyebaran virus corona.

PB IDI meminta agar pemerintah tidak melonggarkan PSBB sampai ada data pendukung yang tepat, hingga indikator dan kriteria terpenuhi. Baik itu indikator medis, epidemologis, dan sistem kesehatan. Sementara itu, Guru Besar Psikologi Sosial UGM Prof Faturochman menilai, munculnya tagar #IndonesiaTerserah merupakan bentuk protes para tenaga medis terhadap pemerintah dan masyarakat. Menurut dia, para tenaga medis sejak awal berharap ada kebijakan yang tegas dari pemerintah.
#IndonesiaTerserah juga dianggap sebagai kritik atas perilaku sebagian masyarakat yang dianggap tak disiplin dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona. Ada yang menyebutkan, jalanan mulai ramai menjelang Lebaran, bahkan sejumlah pasar ramai oleh warga. Sorotan juga diberikan terhadap sikap abai keselamatan diri dan orang lain karena masih ada warga yang tidak menggunakan masker.
Seperti dikutip dari cnnindonesia.com, kepadatan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta diakui sempat terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Senior Manager Branch Communications & Legal Bandara Soekarno-Hatta, Febri Toga, menjelaskan, kepadatan dipicu 11 penerbangan milik Lion Air Grup dan dua penerbangan Citilink yang berangkat hampir bersamaan antara pukul 06.00-08.00 WIB. Sebelumnya, keramaian masyarakat yang tak mengindahkan jarak sosial juga terjadi pada malam penutupan gerai restoran cepat saji McDonald’s di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu, 10 Mei 2020.
Sementara itu, seperti dikutip dari bizlaw.id, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengakui penumpukan calon penumpang di Bandara Soekarno-Hatta itu terjadi karena adanya kesalahan pemerintah. “Itu juga kita salah, tapi kita tata lagi supaya pemberangkatan itu bisa sesuai protokol kesehatan,” kata Menko Luhut, Sabtu, 16 Mei 2020. Luhut juga mengakui terjadi kesalahan terkait operasional Kereta Commuter Jakarta-Bogor yang padat. Luhut tak segan mengakui bahwa implementasi yang diterapkan pemerintah saat itu kurang baik. Luhut pun menegaskan bahwa pemerintah senantiasa berbenah.
Kritik Pedas Influencer
Fenomena #IndonesiaTerserah itu juga mengundang kritik pedas dari beberapa influencer Indonesia. Seperti dikutip dari tribunnews.com, dokter Tirta Mandira Hudhi adalah salah satunya. Melalui unggahannya, pria yang akrab disapa dr Tirta itu menyayangkan tindakan masyarakat yang tidak aware dengan peraturan yang ada. Padahal di sisi lain, banyak orang berusaha disiplin melakukan physical distancing.
“Setelah kejadian tempo hari di sarinah. Lalu kejadian di soetta today. Sementara yg laen habis2an di phk demi covid, ada yg prusahannya rugi habis2 an demi mengurangi covid. KITA PATUH ! Tarawihan ga bisa di masjid. Tempat ibadah sepi. Belum relawan, tenaga medis, dan paramedis berjuang, kmren angkat perjuangan driver ambulance. Wis karepe ae lah. Aku tak turu sek. Ngantuk,” tulis dr Tirta di akun Instagramnya.
Influencer sekaligus pengacara kondang Hotman Paris Hutapea juga memberikan responsnya terkait hal itu. Melalui unggahan di Instagramnya, Hotman menuliskan, ”Aduh apa ini benar? Aturan mana yg benar? Knp di toll di suruh balik jakarta? Kalau terbang boleh? Jubir: Pak Yuri tolong jelasin mana yg rakyat harus ikutin! Pak Yuri rajin suruh cuci tangan aja nih?? Jelasin donk aturan mana yg berlaku?” tulis Hotman.
Musisi dan influencer Anji menyoroti sikap pemerintah yang dinilai kurang tegas. Hal ini terlihat dalam kasus Sarinah dan disusul kondisi Bandara Soekarno-Hatta yang penuh. Menurut Anji, kondisi ini disebabkan lemahnya koordinasi antar-instansi. “LAGI-LAGI BLUNDER. Siapa yang tidak suka relaksasi? Saya sih senang relaksasi, dalam hal apapun. Masalahnya ketika proses relaksasi dalam aturan dilakukan, namun koordinasi dan kesiapan di lapangan masih payah, ya malah bisa menambah parah. Sebagai salah satu warga Indonesia yang selama ini berusaha menaati peraturan yang ada, saya kecewa. Sebagai pelaku industri kreatif, saya juga mau kembali aktif. Tapi haruslah kondusif,” tulisnya.

Sementara itu, influencer sekaligus pengusaha Mardigu Wowiek Prasantyo menyoroti istilah PSBB yang seolah kehilangan artinya. Melalui akun Twitternya, Mardigu memberikan istilah baru untuk PSBB, mulai dari Pembatasan Sosial Bohong-bohongan, Peraturan Suka Bikin Bingung, hingga Peraturan Sosial Bikin Blunder.
Penerapannya Tidak Konsisten
Penerapan PSBB yang dinilai tak konsisten hingga memunculkan tagar #IndonesiaTerserah ini juga dipertanyakan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seperti dikutip dari cnnindonesia.com, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mempertanyakan sikap pemerintah yang melarang penduduk berkumpul di masjid, tetapi tidak tegas melarang orang-orang yang berkumpul di bandara, tempat perbelanjaan, hingga perkantoran saat pandemi Covid-19.
“Di satu sisi kita tegas dalam menghadapi masalah, tapi di sisi lain kita longgar. Pemerintah hanya tegas melarang orang untuk berkumpul di masjid, tapi tidak tegas dan tidak keras menghadapi orang-orang yang berkumpul di pasar, di mal, di bandara, di kantor, dan di pabrik-pabrik serta di tempat-tempat lainnya,” kata Anwar dalam keterangan resminya, Minggu, 17 Mei 2020. Melihat persoalan itu, Anwar meminta pemerintah tak pandang bulu dalam menegakkan aturan. Bila pemerintah melarang orang berkumpul di masjid, hal yang sama juga diterapkan lokasi lain. “Tujuannya adalah agar kita bisa memutus mata rantai penularan virus ini secara cepat,” kata Anwar. Senada diungkapkan Sugi Nur Raharja atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Nur. Melalui videonya, Gus Nur mengungkapkan kekesalannya terhadap sikap tidak konsisten pemerintah. Salah satunya pada penertiban yang gencar dilakukan pada pedagang atau warung kecil. Sementara, lanjut Gus Nur, kenapa hal yang sama tidak dilakukan pada mal-mal atau pusat pertokoan besar?
Baca juga: Global Influencer School: 13 Prediksi Keramat New Normal yang “Tidak Normal”
