Penyebaran virus Corona melalui hidden carrier dianggap lebih berbahaya. Tak terdeteksi tapi menginfeksi. Apa cirinya?
Ketix – Metode penyebaran virus Corona mungkin kita telah banya ketahui informasinya. Tetapi bagaimana dengan hidden carrier? Apa ini? Hidden carrier adalah orang yang membawa virus Corona jenis baru. Mereka membawa penyakit Covid-19 di dalam tubuh mereka, tanpa mengalami gezala seperti laiknya orang yang terinfeksi virus Corona.
Hasil penelitian para ahli di Inggris dan Tiongkok, seperti dikutip dari IDN Times, menyebutkan bahwa satu di antara gejala orang yang terpapar virus Corona mengindikasikan hal serupa dengan hidden carrier. Gejala ini umumnya dialami oleh orang-orang berusia muda. Pembawa virus Corona terselubung ini sulit dideteksi. Sebab, mereka tak mengalami demam tinggi, batuk parah, ataupun sesak napas. Kemudian bagaimana cara kita mengidentifikasinya? Berikut hal-hal yang perlu kita ketahui.
Gejala yang bisa dirasakan adalah jika tiba-tiba Anda kehilangan indra penciuman dan perasa. Kemungkinan hal itu disebabkan karena virus Corona telah masuk ke tubuh dan menjadikan Anda seorang hidden carrier. Menurut bukti yang dikumpulkan ahli terkemuka di Inggris, siapapun yang mengalami kemampuan untuk mencium bau secara tiba-tiba, bisa jadi orang tersebut telah membawa virus Corona di tubuhnya. Meski dia tidak memiliki gejala lain seperti kasus penderita Covid-19 lain.
Di Korea Selatan, Tiongok, dan Italia, sekitar sepertiga pasien positif Covid-19 juga terindikasi kehilangan daya penciuman mereka. Menurut laporan para ahli telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Inggris, hal itu juga dikenal sebagai anosmia atau hyposmia. Menurut Presiden British Rhinological Society Profesor Claire Hopkins dan Presiden British Association of Otorhinolaryngology Profesor Nirmal Kumar, di Korea Selatan pihaknya melakukan pengujian dengan area yang lebih luas. Hasilnya ditemukan 30% pasien kasus positif Covid-19 mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka alami pada kasus-kasus ringan.
Profesor Kumar kepada Sky News mengatakan bahwa pasien yang lebih muda khususnya hanya menunjukkan kehilangan daya penciuman atau perasa, tanpa menunjukkan gejala Covid-19 lain. “Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala signifikan seperti batuk, demam, dan sesak napas. Mereka mungkin hanya kehilangan indra penciuman dan perasa, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung,” imbuhnya.
Menurut beberapa laporan, banyak kasus positif Covid-19 di seluruh dunia hanya mengalami gejala kehilangan daya penciuman dan perasa. Mereka tampak seperti orang sehat. Meski demikian, mereka membawa virus Corona dan bisa menularkannya kepada orang lain. Hal itu yang harus diwaspadai. Laporan tersebut menyebutkan terjadi peningkatan jumlah kasus pasien anosmia tanpa ada gejala lain yang naik secara signifikan.
Iran telah melaporkan peningkatan yang mendadak pada kasus anosmia terisolasi. Hal serupa juga dilaporkan terjadi di Amerika Serikat, Prancis, dan Italia bagian utara. Karena minim gejala tersebut hidden carrier dapat dengan mudah lolos dari deteksi atau isolasi. Karena mereka bukan suspect Covid-19. Tetapi yang terjadi justru kebalikan, mereka bisa berkontribusi besar terhadap penyebaran virus Corona yang masif di seluruh dunia.
Laporan tersebut juga meminta bagi siapapun yang merasakan gejala kehilangan daya penciuman atau perasa untuk segera mengisolasi diri selama tujuh hari. Gunanya untuk mencegah penyebaran virus Corona lebih luas. Langkah ini juga yang sebaiknya kita lakukan. Tetap disiplin mengikuti aturan pemerintah. Lakukan jaga jarak dan di rumah saja untuk sementara waktu. Semoga wabah virus Corona segera bisa kita lewati.
#dirumahaja #bersamalawancorona