Ketix– Facebook kembali melakukan penghapusan konten-konten tentang Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Front Pembela Islam (FPI) . Salah satunya adalah artikel tulisan yang diunggah CEO Global Influencer School (GIS) Hariqo Wibawa Satria. Disadur dari sindonews.com Hariqo menginformasikan artikel yang diunggah pada Kamis (10/12/2020) itu dihapus sepihak oleh Facebook dari akun miliknya pada Jumat (11/12/2020) setelah sempat viral dan dibagikan sekitar 3.000 kali. Tulisan yang sama juga diunggahnya di instagram serta twitter.
Seperti sebelumnya, artikel yang ditulis Hariqo diunggah di laman Facebook dan secara otomatis hilang dengan dalih telah melanggar standar komunitas mereka. ”Otomatis hilang di sekitar 3.000-an akun FB yang menyebarkan,” ujar Hariqo.
CEO GIS dan KomuniKonten ini merasa heran atas kebijakan Facebook tersebut, karena Ia merasa tulisannya di media adalah ekspresi pendapat yang sewajarnya sebagai seorang manusia dan warga negara Indonesia.
”Coba cek, apakah ada fitnah, hoaks, ujaran kebencian dalam tulisan saya itu,” ujar Hariqo kepada SINDOnews, Jumat (11/12/2020).
Baca Juga: CEO GIS: HABIB RIZIEQ WARGA BIASA, BAYAR DENDA, PERNAH DIPENJARA DAN SIAP DIKUBUR
Selain konten, Facebook juga melakukan suspend terhadap sejumlah akun. Disadur dari repelita.com Facebook sendiri bukan kali ini saja “bersih-bersih” platformnya dari konten FPI dan HRS tetapi sejak isu kepulangan hingga tibanya imam besar FPI itu di Indonesia. Bahkan ucapan selamat datang kepada HRS pun lenyap.
”Tadi foto yang dipersoalkan, padahal itu foto kegiatan saya di car free day untuk mengkampanyekan anti hoaks dan penggunaan medsos untuk kepentingan nasional. Sekarang disebut tidak memenuhi standar komunitas. Tapi bagus bisa banding, kita ikuti prosesnya,” ujar Hariqo.
Sebelum Hariqo, dikutip dari tirto.id salah satu peneliti dari sebuah kelompok riset di bawah naungan Institute for Policy Studies (IPS) Tarli Nugroho juga pernah mengalami hal yang sama terkait urusan sensor, pada 2019 lalu Ia mengaku dibuat bingung oleh langkah Facebook. Ia mengunggah konten yang mengomentari pendapat Yusril Ihza Mahendra soal Habib Rizieq Shihab. Menurutnya, ia tidak bermaksud memojokkan atau pro/kontra terhadap satu pihak.
Sayangnya, Facebook menilai lain. Konten itu dianggap melanggar ketentuan komunitas Facebook. Yang unik, menurut Tarli, konten dihapus sebulan selepas diunggah, tepatnya pada 5 Juni 2019, tepat di hari Lebaran. “Kalau melanggar ketentuan, algoritma biasanya langsung bekerja untuk menindak. Ini aneh,” kata Tarli.
Baca Juga: Media AS, Inggris, Australia, Singapura hingga China Soroti Kasus Tewasnya Laskar FPI oleh Polisi