Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang masa darurat akibat wabah virus Corona. Masyarakat diimbau untuk tidak mudik dulu.
Ketix – BNPB melalui Surat Keputusan BNBP Nomor 13.A Tahun 2020 telah memutuskan untuk memperpanjang status keadaan darurat di Indonesia akibat pandemi Covid-19. Melalui surat tersebut Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa perpanjangan status darurat tersebut diberlakukan hingga 29 Mei 2020. Dengan demikian pada Idul Fitri atau Lebaran tahun ini, masyarakat Indonesia masih berada dalam status darurat Covid-19.
Seperti dikutip dari liputan6.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB Agus Wibowo mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta kepada kepala daerah, termasuk gubernur, bupati, dan wali kota untuk menentukan dua status darurat di wilayah masing-masing. Status itu yaitu siaga darurat dan tanggap darurat.
Siaga darurat adalah daerah yang mungkin belum ada kasusnya, tapi untuk berjaga-jaga. Tanggap darurat adalah untuk daerah yang sudah tercatat kasus positif, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, atau daerah lain. “Tentunya hal itu perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ketua gugus tugas, yaitu Kepala BNPB,” ujar Agus.
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-29 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban berpendapat agar budaya mudik pada Lebaran tahun ini ditiadakan. Seperti dikutip dari Tirto.id, Zubairi khawatir dengan perkembangan Covid-19 secara global yang masih menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. “Untuk berjaga-jaga sebaiknya mudik ditiadakan,” tegasnya.
Kekhawatiran Zubairi bukan tanpa alasan. Dia melihat kebijakan jaga jarak belum efektif di kalangan masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah masih belum tegas menerapkan kebijakan tersebut. “Harus tegas mulai saat ini. Kalau tidak, mana mungin tegas saat Lebaran nanti,” ujarnya.
Zubairi menyoroti mudik sebagai budaya perpindahan massa dalam skala jumlah besar. Dan tergantung penggunaan jenis moda transportasi, mudik biasanya memakan waktu perjalanan yang relatif lama. Karena itu, dia melihat potensi penularan virus pun akan semakin tinggi. Apalagi penularan virus Corona ini bisa menyerang siapa saja.
Tidak hanya orang yang sistem kekebalan tubuhnya buruk saja. Tapi kita yang sehat juga berpotensi terinfeksi. “Hanya jika virus tersebut menyerang orang dengan kondisi yang kurang sehat, hasilnya akan lebih parah dibanding ketika virus tersebut menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang kuat,” tuturnya.
Baca juga: Hidden Carrier Corona, Mahluk Apa Lagi ini?