Ingat Mati diasuh oleh Calon Jenazah Motorcycle Club (CJMC)
Indonesia adalah negara makmur. Kekayaan alam Indonesia sebagai negara yang akan menjadi wasilah bergelimangnya kemakmuran serta dilimpahkanya ampunan dari Sang Rabb, pencipta alam semesta merupakan cita-cita seluruh rakyat Indonesia. Bahkan, cita-cita bangsa ini tertuang dalam salah satu sila Pancasila, yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan itu sendiri merupakan tujuan dari terciptanya kehidupan masyarakat yang damai, tenteram, aman, segala kebutuhan hidupnya terpenuhi, dan negara yang siap sedia mengurusi segenap urusan rakyatnya.
Negeri ini dianugerahi tanah luas dan subur serta iklim yang menunjang untuk pertanian. Karena itu, tak jarang banyak wisatawan yang datang ke Indonesia hanya untuk menikmati keindahan alamnya. Namun, faktanya masih banyak saudara-saudara kita yang hidupnya sengsara, padahal negeri ini begitu makmur.
Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya raya akan sumber daya alamnya, seharusnya bukan menjadi hal sulit untuk memberikan kemakmuran pada seluruh rakyat. Namun, amat disayangkan dalam pengurusannya hampir semua kekayaan yang di punya dilemparkan ke pihak asing.
Hal ini mengakibatkan tak sedikit rakyat Indonesia merasa kesulitan hanya untuk mendapatkan sesuap nasi tiap hari. Belum lagi urusan hunian yang layak, kesehatan, bahkan pendidikan. Tak ada yang bisa menjamin pemenuhannya.
Kisah Negeri Saba’ yang Makmur dan Berdusta
Berkaitan dengan realita tersebut, Al-Quran menyebutkan:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugerahkan) Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb yang Maha Pengampun”. [Q.s. Saba’[34]:15]
Ayat tersebut menceritakan betapa kehidupan di negeri Saba’ (raja-raja negeri Yaman dan penduduknya) penuh dengan kebahagiaan, kenikmatan, serta kelapangan rezeki yang Allah limpahkan pada mereka.
Namun, ketika para penduduk meninggalkan seruan untuk mentauhidkan Allah semata dan enggan bersyukur kepadaNYA, didatangkan banjir yang membuat mereka tercerai-berai ke banyak negeri.

Kita bisa mengambil hikmah dari ayat tersebut, yang bila dikaitkan dengan konteks di Indonesia, jelas mampu dan bisa untuk menjadi negeri makmur dan berjaya apabila masyarakatnya taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT. Namun apabila mendustakan nikmat-Nya, maka akan Allah balas dengan apa yang telah mereka perbuat. Sebagaimana ditekankan dalam Al-Quran:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” [Q.S. al-A’râf [7]:96].
Hudori, Vice President CJMC

Baca juga: CJMC: Isu Kudeta Pemimpin Dikatongi Boni Hargens LPI, Kudeta atau Makzul dalam Pandangan Islam